POLSUSWASKIANA – KALTENG, BARTIM. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi Persatuan Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Kabupaten Barito Timur, pada Hari Senin, Tanggal 6 Juni 2022, bertempat di Gedung Mantawara Tamiang Layang menyelenggarakan Seminar Evaluasi Visi Misi Kabupaten Barito Timur 2018-2023.
Hadir dalam acara tersebut Dr. HM. Riban Satia,S.Sos.,M.Si., Dosen Fisipol UMPR sekaligus juga mantan Walikota Palangkaraya, Dr. (Kand.) Irwani,S.Sos., MAP., Dekan Fisipol UMPR, Dra. Magdalena Imasuly, Koordinator Wilayah II (Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku) DPP AWPI, dan Dr. Ir. Mofit Saptono,M.P., dari Universitas Palangkaraya.
Sebagai moderator yang memimpin jalannya Seminar, dan tak dapat hadir menjadikan kekecewaan besar yang sangat disayangkan oleh peserta, dimana sebagai Keynot Speacker dari pihak eksekutif Barito Timur yang diharapkan kehadirannya dapat mengemukakan permasalahan kunci dan kendala-kendala yang dihadapi tidak datang. Sehubungan.
Ketidakhadiran ini Ketua LP-KPK Bartim, Erwin Nakalelo mengatakan, tidak semestinya kegiatan untuk kemajuan Bartim tidak satupun dari pihak eksekutif yang hadir. Idealnya pihak pengambil kebijakan tertinggi dibartim harus dapat menunjukan identitas tuan rumah yang baik. Minimal mengirim perwakilan, tapi inipun tidak dilakukan. Benar-benar amat disayangkan.
Namun salah satu wartawan nyeletuk ke Ketua LP-KPK dan Panitia, “Pak Bupati ikut Rapat disebelah pak (maksudnya Kantor DPRD Bartim)”. dan terdengar celetukan salah satu peserta “tumben hadir rapat di DPRD” katanya sambil tersenyum, tanda sangat mengerti dan paham sekali.
Namun seminar tetap berjalan dengan lancar, apalagi para peserta yang hadir bertanya dengan antusias, diantaranya adalah Pak Wahyudianoor, Legislator DPRD, Erwin Nakalelo, Ketua LP-KPK Bartim dan Badi Rumlah Udek, pengamat kebijakan ekonomi Bartim dan lain-lainnya, yang kesemuanya dijawab dengan sangat baik oleh para Narasumber dan dipertegas kembali oleh Moderator seminar.
Pak Riban mengungkapkan, “Provinsi Kalteng sebagai penyangga IKN, pilar utamanya adalah Bartim karena wilayah ini yang terdekat dengan IKN. Jika pilarnya tidak kuat maka kita berkeyakinan apakah pilar ini mampu menopang bangunan yang cukup besar. Tetapi yang menjadi persoalan bagi kita adalah Bartim yang menjadi bantaran langsung dengan Kaltim memiliki tanggung jawab moral dengan kemajuan Kalteng.
Untuk itu apa yang harus disiapkan, hal inilah yang harus didiskusikan lebih fokus lagi”.
Selanjutnya Pak Irwani mengungkapkan ”Yang disebut pemimpin didaerah kabupaten adalah Bupati.
Seorang pemimpin bukan superman, tetapi supertim. Pemimpin memiliki peran dan kewajiban yang terbatas. Pemimpin juga membutuhkan seni kepemimpinan.
Ada 3 peran seorang pemimpin, yang pertama yaitu perintis, dimana pemimpin yang membuka langkah-langkah membangun kebersamaan untuk mencapai tujuan. Yang kedua adalah peran penyelaras, karena didalam lingkungan yang dipimpin itu memiliki berbagai macam karakteristik, pikiran dan keinginan.
Disini dibutuhkan seni untuk mengatur agar semua perbedaan itu dapat menjadi satu dan saling mendukung terhadap tujuan yang telah ditentukan. Yang ketiga adalah pemberdayaan, dimana disini dibutuhkan peran dapat mendukung bagaimana memunculkan potensi agar sama-sama dapat mewujudkan keinginan dari cita-cita yang ingin dicapai menjadi tujuan”.
Jika 3 peran ini dapat dilakukan maka pencapaian tujuan yang tertuang dalam visi misi akan berhasil secara maksimal”. Pembicara lain Dra. Magdalena berbicara lebih kepada peran mediadalam melaksanakan tufoksinya mengawal isu-isu yang terjadi didaerah.
Seminar ini juga dipimpin dengan sangat baik manis dan ditutup dengan manis oleh Pak Mopid Saptono, “pemimpin saat ini tidak bisa dibandingkan dengan pemimpin yang sebelumnya dan juga tidak dapat dibandingkan dengan pemimpin yang terpilih kedepannya karena masing-masing memiliki gaya dan tingkat kemampuan yang berbeda”.
Rep/Tim-700YCE.
