SUMUT, MEDAN, PKRI NEWS. Presiden RI Joko Widodo memuji produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari Provinsi Sumatera Utara (Sumut), karena memiliki packaging atau kemasan yang bagus. Produk seperti itu patut dijadikan contoh, karena bisa dipasarkan di manapun.
Hal itu dikatakan Presiden Joko Widodo saat silaturahmi dengan ribuan peserta program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekar) binaan Permodalan Nasional Madani (PNM) di Lapangan Lima Puluh, Kabupaten Batubara, Rabu (7/2).
“Saya senang produk-produk yang ada di Sumut packaging kemasannya sudah bagus-bagus. Seperti ini, keripik tempe merk Bilqis, keripik jahe, susu kambing. Ini bagus kemasannya, bisa dijual kemana-mana. Kemasannya seperti ini, bagus kan. Sumatera Utara, saya acungi jempol untuk urusan kemasan,” ucap Joko Widodo, sambil menunjukkan produk tersebut kepada para peserta yang didominasi oleh perempuan.
Joko Widodo mengatakan, produk-produk dengan kemasan yang bagus akan gampang dijual asalkan harganya kompetitif. Yang terpenting, katanya, dalam berwirausaha semangat adalah modal utama. Kemudian kerja keras, serta disiplin.
“Saya ingat, saat mulai usaha tahun 1988. Saat itu saya hanya berjualan di Kota Solo. Di tahun kedua, saya sudah bisa berjualan ke Jakarta. Dan tahun ketiga, sudah bisa ekspor. Jadi, kalau teman-teman saya kerjanya dari jam 06.00 sampai jam 16.00 WIB, saya dari subuh sampai malam. Itu namanya kerja keras,” ungkap Joko Widodo, mengisahkan pengalamannya.
Kemudian, disiplin dianggap sangat penting sekali dalam menjalankan wirausaha. Sebab, disiplin akan membentuk karakter entrepreneurship. Kemudian Joko Widodo menanyakan usaha apa saja yang dibuat oleh peserta UMKM binaan PNM.
“Ibu-ibu yang sudah ekspor produknya ada nggak? Yang jualnya sudah online ada nggak? Coba tunjuk tangannya?” tanya Joko Widodo.
Semua para peserta pun mengacungkan tangannya, sembari memanggil nama Joko Widodo, berharap dipanggil. Dua orang peserta UMKM binaan PNM pun dengan semangat maju ke arah orang nomor satu di Indonesia. Joko Widodo kemudian mengajukan pertanyaan kepada dua pelaku UMKM tersebut.
“Namanya siapa? Jualannya apa? Berapa omzet atau penghasilannya per hari? Saya mau nitip kepada ibu-ibu, kalau bisa ada yang disimpan. Trus pinjaman itu untuk dibuatkan ke modal usaha, jangan untuk yang lain,” kata Jokowi, kepada dua pelaku UMKM.
Herlina, salah seorang pelaku UMKM pun menjawab pertanyaan dari Presiden RI penuh rasa gugup. Ia mengatakan berjualan es dawet keliling. Keuntungan bersih yang diperolehnya setiap hari Rp150.000.
Begitupula dengan Habibi. Warga Serdangbedagai (Sergai) itu berjualan basreng alias bakso goreng, khas Sumut. Omzet yang diperolehnya mencapai Rp400.000 per hari, dengan keuntungan bersih Rp100.000 per hari. “Cicilan Mekar setiap Minggu Rp100.000 dengan siklus pinjaman Rp4 juta,” ujarnya.
Melihat antusias para UMKM, Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin merasa senang bahwa pelaku UKM di Sumut sudah mulai ‘naik kelas’.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut melalui Dinas Koperasi dan UMKM, telah menyiapkan sejumlah strategi dalam upaya meningkatkan kualitas daya saing Koperasi dan UMKM di Sumut. Seperti penguatan kualitas Koperasi dan UMKM (scale up) melalui inkubator bisnis dan plut entrepreneur learning centre (pelatihan peningkatan kualitas SDM, struktur organisasi, pengelolaan usaha, pemasaran, permodalan, sarana dan prasarana usaha, jaringan bisnis).
“Dalam meningkatkan kualitas UKM di Sumut Pemprov Sumut juga melakukan sejumlah pelatihan seperti bagaimana membuat kemasan yang bagus. Untuk itu, atas nama Pemprov Sumut mengucapkan terima kasih atas pujian dari Bapak Presiden RI terhadap produk UKM Sumut, yang mengatakan sudah bagus dalam hal kemasan produk. Pemprov Sumut terus berupaya melakukan terbaik untuk pelaku UKM,” ujarnya.
Pada acara tersebut turut dihadiri Pj Bupati Batubara Nizhamul, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur PNM Arief Mulyadi, serta seluruh peserta yang terdiri dari pelaku UMKM binaan PNM. Presiden RI Joko Widodo juga menyerahkan bantuan berupa kebutuhan pokok dan memberikan sepeda kepada dua pelaku UMKM. ( Renold. P )