Oknum dengan nada tinggi dan sikap yang terkesan merendahkan, oknum-oknum tersebut menolak akses para wartawan, meskipun mereka telah menunjukkan surat tugas dan kartu pers yang sah. “Ini adalah tindakan yang sangat disayangkan,” ujar salah seorang wartawan yang enggan disebutkan namanya. “Kami hanya ingin menjalankan tugas kami untuk memberikan liputan yang akurat kepada masyarakat.”
Ketegangan semakin meningkat ketika beberapa wartawan mencoba berdiskusi dengan petugas keamanan, namun upaya tersebut tampaknya sia-sia karena mereka terus dihalangi tanpa alasan yang jelas.
Kondisi ini pun menimbulkan kekecewaan di kalangan wartawan dan juga masyarakat yang berharap untuk mendapatkan informasi langsung dari acara tersebut. Pertanyaannya pun muncul: Apakah hal ini mencerminkan transparansi yang diharapkan dari sebuah pemerintahan yang demokratis?
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak berwenang di Istana Negara terkait insiden ini. Namun, kejadian ini meninggalkan tanda tanya besar tentang kebebasan pers dan akses informasi di negara ini. Wartawan: Morris Langelo