MUARA ENIM – POLSUSWASKIANA. Terjadi lagi macet panjang di Jalan Lintas Muara Enim – Batu Raja, Sumatera Selatan, tepatnya di Desa Paduraksa Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan Senin (23/12/2024)
Menurut keterangan Saksi, Mata, di TKP, penyebab terjadinya jalan lumpuh total akibat mobil truk bermuatan batu bara terperosok kedalam jurang, di sisi jembatan Desa Paduraksa, dan di hari sebelumnya Truk Batu Bara juga terperosok dekat jembatan,
Dari informasi yang didapat, kemacetan terjadi dikarenakan mobil truk fuso bermuatan batu bara terperosok di pinggir jalan hingga memakan badan jalan.
Akibatnya, kemacetan pun tidak dapat dihindari, sebab posisi jalan yang menanjak dan kurang lebar membuat kendaraan lain tidak dapat melintas.
Komandan Makoda Muara Enim, MB-PKRI CADSENA, yang di kenal dengan Mang Jangkuk, panggilan Akrab nya, mengatakan,
Kondisi ini disebabkan oleh kendaraan angkutan batubara yang menghalangi jalan, dan lambatnya penanganan dari pihak terkait.
Pantauan di lapangan menunjukkan, kemacetan terjadi di jalur yang melintasi beberapa desa, di wilayah Kecamatan Lawang kidul Tanjung Agung dan sekitarnya, kejadian ini sudah menjadi hal yang rutin, namun tidak ada solusi yang konkret.
“Biasolah pak, ado angkutan batubara rusak, sehingga jadi macet. La dari kemaren, ini kejadiannya, tapi lambat penanggulangannya,” ujarnya.
Mang Jangkuk, mengatakan, bahwa permasalahan ini tak akan selesai jika pemerintah tidak turun tangan secara tegas.
“Makmano nak selesai pak, kalo pemerintah kayak diem dan bahkan jadi pelaku usaha batubara. Yang kasian tuh, yo kami inilah warga , ” ungkapnya, dengan nada kecewa.
Kondisi ini menambah daftar panjang masalah yang timbul akibat dominasi angkutan batubara di wilayah tersebut.
Selain menyebabkan kemacetan, dampak lain yang dikeluhkan warga adalah polusi debu yang mengotori lingkungan dan kerusakan jalan yang semakin parah. ” Selain mengganggu aktivitas warga, kemacetan yang terus berulang ini juga berdampak pada perekonomian masyarakat setempat.
Warga pun mengeluhkan lamanya waktu tempuh yang harus mereka hadapi akibat antrian panjang yang terjadi hampir setiap hari.
Ditambah lagi dengan kondisi jalan yang semakin rusak, tak sedikit pengendara yang mengalami kerugian akibat kecelakaan atau kerusakan kendaraan.
Sementara itu, para pelaku usaha batubara di wilayah tersebut juga terkesan belum melakukan perbaikan signifikan terhadap sarana transportasi yang digunakan, sehingga kejadian serupa terus terulang.
Masyarakat berharap agar pemerintah, baik tingkat kabupaten maupun provinsi hingga Pusat, segera turun tangan untuk menangani masalah ini, baik dengan memperbaiki infrastruktur yang rusak, maupun dengan mengatur kembali operasional angkutan batubara di kawasan tersebut.
Termasuk penegasan aturan terhadap pelaku usaha batubara dan transportasi
Sumber Investigasi , LBH – PERS MB-PKRI CADSENA