Para Wanita Penjaga Keselamatan Kilang.

POLSUSWASKIANA – KALTIM, Balikpapan. Pekerjaan perawatan kilang atau yang juga dikenal dengan turn around (TA) selama ini memang identik dengan pekerjaan laki-laki. Namun, sejumlah wanita terbukti mampu ikut berpartisipasi dan berkontribusi dalam program TA yang dilaksanakan oleh Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan.

“Untuk memastikan semua pelaksanaan pekerjaan sejalan dengan aspek-aspek HSSE dalam pekerjaan TA tahun 2022, Pertamina dan mitra kerja Pertamina melibatkan sekitar 321 petugas safety,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Peranginangin (Kamis, 15/09).

Petugas safety ini sering dikenal dengan nama Safety Man. “Istilah Safety Man muncul dan lebih dikenal karena memang petugas safety ini lebih banyak diisi oleh pekerja laki-laki. Namun, dalam program TA 2022 ini tercatat ada 17% atau sekitar 57 orang petugas Safety ini yang merupakan perempuan,” kata Chandra. Para tenaga safety ini mayoritas dipekerjakan langsung oleh para kontraktor yang terlibat dalam pekerjaan TA di Kilang Balikpapan.

Dengan semakin banyaknya petugas Safety yang perempuan, menunjukkan bahwa pekerjaan pengawasan safety ini juga semakin diminati oleh para perempuan. “Menjadi petugas safety tentunya telah memenuhi kriteria yang dipersyaratakan. Dan para safety woman ini telah menunjukkan bahwa mereka mampu melaksanakan tugas pengawasan aspek HSSE pada pelaksanaan TA di Kilang Balikpapan,” jelas Chandra.

“Ada tantangan tersendiri karena jarang sekali untuk wanita dapat bekerja menjadi Safety, yang mayoritas dikerjakan oleh laki-laki,” kata Rafidah Aziz Nurul Halizah. Wanita yang dipekerjakan oleh kontraktor PT Guna Tegih Abadi ini memang sebelumnya juga pernah terlibat pada saat pelaksanaan TA Major di Kilang Balongan di tahun 2022.

Rafidah menceritakan tantangannya menjadi petugas safety. “Tantangannya adalah bagaimana berkomunikasi untuk menyampaikan pesan safety ke teman-teman di lapangan dapat tersampaikan dengan baik dan tujuan pekerjaan TA ini dapat tercapai,” jelasnya.

Senada dengan Rafidah, Irma Yuliana juga merasakan kegembiraan dapat bekerja sebagai safety woman. Wanita lulusan salah satu SMK di Kota Balikpapan ini mengatakan pertama kali menjadi safety woman. “Saya belum pernah dan ini baru pertama kali. Saya senang senang diberikan kesempatan menjadi safety girl,” kata Irma, safety woman dari PT Coin Pratama.

Apa yang dirasakan Rafidah dan Irma juga dirasakan oleh Regita Cahyani. Safety Woman yang dipekerjakan oleh JGC Indonesia itu juga merasakan tantangan bekerja sebagai safety woman. “Menurut saya rasanya susah-susah gampang karena dulunya pekerjaannya adalah admin yang bekerja di perkantoran dan saat ini jadi lebih mengenal suasana lapangan, lebih dekat dengan pekerja yang mengurus safety, permit dan Surat Izin Kerja Aman (SIKA),” katanya.

Seorang petugas safety menurut Regita harus memberikan contoh kepada yang lain. “Sebagai petugas safety selain memberikan amanah agar tetap bekerja secara aman, kita juga harus memberikan contoh yang baik. Sehingga ada kalanya saat menegur pekerja untuk mengenakan APD secara lengkap, sebaiknya kita melihat kelengkapan APD pada diri sendiri terlebih dahulu,” tutupnya. (*)

Totop Troitua ST

Pendiri MB PKRI CADSENA dan Owner PT MEDIA PKRI CYBER