POLSUSWASKIANA – KALTENG, BARTIM. TAMIANG LAYANG – Semua pihak yang ada di wilayah Kabupaten Barito Timur baik dari sektor Pemerintahan maupun non Pemerintah serta masyarakat harus terlibat dalam menanggulangi permasalahan stunting.
Dengan keterlibat Pemerintahan maupun non Pemerintah serta masyarakat, diharapkan program kegiatan yang telah direncanakan dapat direalisasikan dengan baik secara konvergensi. Artinya kegiatan itu dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi, dan bersama-sama untuk mencegah stunting kepada sasaran prioritas.
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Timur Panahan Moetar, SE, M.Si pada acara pembukaan rembuk stunting Kabupaten Barito Timur tahun 2022, Rabu (24/8) di Aula Bappilitbangda Kabupaten Barito Timur.
Bupati Bartim menjelaskan kegiatan rembuk stunting Kabupaten Barito Timur Tahun 2022, merupakan salah satu tugas dan tanggungjawab bersama, dalam menjalankan amanat yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Orang Nomor Satu di Kabupaten Barito Timur ini pun menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya acara rembuk stunting Kabupaten Barito Timur Tahun 2022 sekarang ini.
Bupati Bartim dua periode ini menjelaskan stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar yang ditetapkan, dimana kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis ini terjadi terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi alam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dimana kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1000 HPK.
“Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal, hal ini menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang dibawah rata-rata sehingga bisa berakibat pada prestasi belajar anak disekolah menjadi buruk,” paparnya.
Lebih jauh mantan anggota DPRD Kabupaten Tabalong ini menjelaskan tingkat prevalensi stunting yang terjadi di Kabupaten Barito Timur saat ini, perlu mendapat perhatian yang sangat serius dan dapat diatasi bersama-sama dari semua pihak yang terkait, baik sektor pemerintah kabupaten, pemerintah desa, individu, komunitas, CSR, lembaga non pemerintah, maupun swasta agar dapat bersinergi dan bersatu dalam upaya penanggulangan Stunting ini.
Terkait upaya pencegahan dan penanganan kasus stunting di Gumi Jari Janang Kalalawah ini, Bupati Bartim berharap intervensi agar dapat dilakukan oleh semua sektor, baik sektor kesehatan dan non kesehatan dimana dukungan tersebut diantaranya melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi. “Utamakan pemahaman secara baik, serta kepedulian masing-masing individu, berikut masyarakat untuk mengoptimalkan peran sertanya dalam upaya penanggulangan stunting,” harap Bupati.
Disisi lain, ujar Bupati, masalah gizi tetap harus menjadi prioritas yang tidak boleh diabaikan, oleh karena itu kepada seluruh Perangkat Daerah bersama Stakeholder terkait, diharapakan bisa melakukan upaya pemenuhan gizi masyarakat, utama bagi mereka yang rentan seperti ibu hamil dan anak balita agar bisa tetap terpenuhi dengan baik.
Selanjutnya ditingkat desa/kelurahan, Bupati Bartim meminta para bidan desa dan petugas gizi puskesmas bersama-sama dengan kader dimasing-masing desa/kelurahan untuk dapat melakukan pendampingan dan pemantauan balita yang berpotensi stunting agar bisa ditangani secara bersama.
“Kemudian pada tingkat kecamatan agar dapat bertanggungjawab memfasilitasi dan mengkoordinir di tingkat desa dan kelurahan dalam hal pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanganan stunting agar dapat berjalan dengan baik,” imbuhnya.
Melalui kesempatan itu tak lupa Buapti Bartim menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh komponen baik pemerintah kabupaten, perwakilan sektor/lembaga non pemerintah, pemerintahan desa serta tenaga ahli pendamping desa, CSR, swasta, komponen masyarakat, seluruh perangkat Pemerintah Daerah melalui OPD penanggungjawab terkait Tim TPPS, serta segenap elemen pemangku kepentingan atas semua dukungan, kerjasama, serta peran aktifnya dalam upaya penanggulangan dan pencegahan Stunting di Kabupaten Barito Timur ini.
“Terimakasih semoga Rembuk Stunting ini dapat menjadi motivasi kedepannya bagi kis, terutama dalam rangka perbaikan dalam pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Barito Timur menjadi “ Gumi Jari Janang Kalalawah,” ujar Bupati Bartim mengakhiri sambutannya yang dibacakan Sekda Bartim.(El/Chuan Li.)(cak)