POLSUSWASKIANA – SUMBAR. LIMAPULUH KOTA. Keluhan petani Jeruk Siam Gunung Omeh ( Jesigo ) terkait adanya serangan hama pada tanaman jeruk mereka, telah mengakibatkan para petani terancam merugi dalam beberapa bulan kebelakang.
Dampak dari gangguan hama pada Jesigo tersebut para petani mengalami penurunan produksi buah hingga tidak bisa di panen sampai buah menguning.
Adapun ciri khas Jesigo, warna kuning mengkilat dan kulitnya tebal, sehingga dengan ketahanan buah Jesigo sudah di kenal sampai mancanegara.
Hal demikian di sampaikan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Limapuluh Kota Witra Porsepwandi, S.Pi kepada PKRI News, Minggu (08/05) di Suliki.
Untuk mengantisipasi wabah penyakit pada tanaman jeruk yang menyerupai lalat buah yang sangat mengancam kwalitas buah dan hasil panen petaninya, Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt Bandaro Rajo mengajak Gubernur Sumbar Mahyeldy Ansharullah untuk meninjau lokasi guna untuk mencarikan solusi perihal gangguan tanaman jeruk yang berlokasi di tiga Kecamatan, yakni Gunung Omeh, Bukit Barisan dan Suliki yang memiliki hamparan pertanian kebun jeruk dengan luas 1381 hektar.
Menanggapi keluhan masyarakat, Bupati Limapuluh Kota dan Gubernur Sumbar langsung meluncur ke lokasi pertanian masyarakat untuk mencarikan solusi tentang wabah lalat buah yang merusak kwalitas buah.
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah didampingi Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumbar Ir. Syafrial, Kepala BPTH Ir. Suardi dan Kepala Bidang Hortilultura Dinas Pertanian Provinsi Sumateta Barat.
Sementara Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo didampingi Kadis Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Witra Porsepwandi dan Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Limapuluh Kota Doni Ikhlas, SH.
Turut Hadir petugas Hama dan Penyakit Tanaman Provinsi Sumatera Barat dan pemyuluh pertanian Kecamatan Baruah Gunuang, Gunuang Omeh dan Suliki.
Dengan melihat secara langsung lahan pertanian di Jorong Lubuak Aua, Jorong Aia Angek Nagari Koto Tinggi Kecamatan Gunuang Omeh dan Jorong Bigau Nagari Baruah Gunuang Kecamatan Bukit Barisan, Gubernur dan Bupati dengan spontan dan sesegera mungkin akan menurunkan Tim ahli Litbang untuk pencegahan lalat buah ke depannya dan akan menjadikan Gerakan Pengendalian Hama Jeruk sebagai salah satu fokus kegiatan.
Dalam kesempatan itu, Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo menyampaikan bahwa, kita sangat serius untuk mengatasi masalah bahaya hama yang menghantui ini, sementara untuk kebutuhan pokok lainnya bagi petani tentunya kelangkaan pupuk, Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota dan Provinsi Sumbar secara bersama akan mencarikan solusinya, dengan menurunkan ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.
Selanjutnya, Bupati Limapuluh Kota menyampaikan bahwa Jeruk Siam Gunung Omeh merupakan kebanggaan Kab. Limapuluh Kota dan salah satu sumber mata pencarian utama masyarakat di tiga kecamatan yakni Gunung Omeh, Suliki dan Bukit Barisan.
Selama ini sudah ada Gerekan Pengendalian Hama penyakit pada tanaman jeruk ini, tetapi serangan lalat buah semakin banyak berkembang.
Langkah awal, tentunya pemerintah dan masyarakat bisa duduk bersama untuk menerobos langkah konkrit untuk kepentingan bersama, imbuh Bupati.
Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Limapuluh Kota Witra Porsepwandi, S.Pi menyampaikan, bahwa produksi jeruk Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2020 adalah 58.193 ton, sementara tahun 2021 produksi jeruk di Kabupaten Limapuluh Kota menurun menjadi 38.368 ton.
Kita akan adakan Bulan Gerakan pengendalian hama lalat buah, hal ini dilakukan serentak di tiga Kecamatan, dengan luas lahan pertanian Jeruk di Kabupaten Limapuluh Kota adalah 1381 Hektar.
Gerakan pengendalian hama lalat buah tidak bisa sepotong sepotong, harus serentak di 1381 Ha.
Kalau tidak menyeluruh, lalat buah akan sulit untuk diberantas, oleh karena itu jika Gerdal hanya dilakukan di 100-200 Hektar, maka lalat buah akan berpindah ke tempat yang tidak dilakukan Gerakan Pemgendalian dan membuat tempat perkembang biakan baru, untuk itu di harapkan kerjasama para petani pemilik lahan untuk memutus mata rantai berkembang biak nya hama lalat buah ini.
Kita harus berantas total, jangan ada lagi tempat lalat buah berkembang biak, pungkas Witra Porsepwandi
Red – Mardianto Anto